Senin, 14 Februari 2011

Marty Serukan Penyelesaian Damai Konflik Thailand-Kamboja Selasa, 15 Februari 2011 11:07 WIB


Marty Natalegawa (VIVAnews)
New York
Menteri Luar negeri Marty Natalegawa dalam Sidang Tertutup Dewan Keamanan PBB, di Markas Besar PBB di New York baru-baru ini menyerukan penyelesaian damai bagi konflik perbatasan Thailand-Kamboja.

"Bising peluru dan dentuman artileri harus lenyap dari kawasan Asia Tenggara," kata menlu yang datang ke New York untuk memberikan penjelasan terkait upaya yang telah dilakukan Indonesia selaku Ketua ASEAN guna mengatasi sengketa Kamboja-Thailand.

Dalam sidang tersebut Menlu melaporkan beliau telah berkunjung ke Phnom Penh dan Bangkok pada tanggal 7-8 Februari 2011 (shuttle diplomacy) dan telah dilakukan upaya dialog dengan kedua pihak untuk mencegah situasi di perbatasan kedua negara tersebut memburuk dan menciptakan kondisi yang kondusif agar permasalahan kedua negara dapat diselesaikan melalui cara-cara damai.

"Pendekatan militer bukan merupakan jalan keluar bagi sengketa perbatasan kedua Negara," tegas Menlu RI.

Dalam kesempatan sidang DK PBB tersebut, menlu menegaskan, meskipun diakui kompleksitas permasalahan perbatasan yang dihadapi Thailand dan Kamboja, namun demikian, Indonesia menggarisbawahi masalah ini harus diselesaikan dengan cara-cara damai, yaitu melalui dialog dan negosiasi.

Dalam sidang DK PBB tersebut, Menlu RI juga menyampaikan beberapa kesimpulan dari hasil kunjungan ke Kamboja dan Thailand antara lain terdapat keinginan dan komitmen kedua pihak untuk dapat menyelesaikan perbedaan dan perselisihan diantara keduanya melalui cara-cara damai.

Menurut Menlu kedua pihak yang berseteru juga mengakui adanya kebutuhan untuk menstabilkan situasi di lapangan (wilayah perbatasan) guna menjamin gencatan senjata dilaksanakan. Terdapat kebutuhan untuk membangun sistem komunikasi pada tingkat lokal dan tingkat tinggi di antara kedua pihak yang lebih dapat diandalkan.

Lebih lanjut Menlu mengatakan perlu adanya suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar proses negosiasi antara kedua pihak dapat berjalan dengan baik sangat dibutuhkan. Upaya bilateral, regional dan global, bukan merupakan pilihan, melainkan kesemuanya itu dapat saling melengkapi dan menguatkan.

Dalam kesempatan sidang DK PBB, Indonesia selaku Ketua ASEAN, telah menyampaikan rencana pertemuan Menlu Negara ASEAN di Jakarta pada tanggal 22 Februari 2011 untuk membahas dan menindaklanjuti sidang DK PBB. (Ant)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar