Minggu, 13 Februari 2011 13:14 WIB
Bentrok di Cikeusik
Indonesia Police Watch (IPW) mengimbau jajaran Kepolisian RI untuk meningkatkan deteksi dini dan antisipasi terhadap potensi ancaman kamtibmas di masyarakat. "Hal tersebut mengingat makin tingginya konflik elite politik di Jakarta dengan ditahannya sejumlah politisi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane di Jakarta, Minggu (13/2).
Menurutnya, konflik elite tersebut bukan mustahil berdampak ke tingkat bawah. "Misalnya penggunaan tanda pita dalam kasus Pandeglang patut dicermati untuk memojokkan kelompok tertentu," kata Neta.
IPW berharap, Polri segera mengungkap siapa di belakang bentrok yang terjadi di Pandeglang, agar tidak muncul keresahan dan konflik di masyarakat serta menindak pelakunya.
Kasus bentrokan antara anggota jamaah Ahmadiyah dan warga yang terjadi Minggu pagi (6/2) di Kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang menyebabkan jatuhnya delapan korban di antaranya tiga meninggal. Adapun tiga korban yang meninggal di loksi bentrokan yakni Karno dan Mulyadi yang merupakan kakak beradik, warga Kecamatan Cikeusik serta seorang lainnya bernama Roni, warga Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar