Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang gajinya yang tak kunjung naik dalam kurun waktu 7 tahun terakhir ditanggapi beragam. Salah satunya dengan munculnya gerakan koin untuk gaji Presiden "Coin for Presiden" di jejaring sosial twitter dan dibukanya kotak amal di sejumlah tempat untuk hal yang sama.
Dalam akun tersebut, dipampang poster ajakan kepada para twitter untuk mengumpulkan koin demi kenaikan gaji Presiden. Hingga kini tak diketahui secara pasti siapa pemilik di dunia maya tersebut.
Sindiran serupa merebak di kalangan politisi DPR. Di depan Ruang Rapat Komisi Hukum terlihat sebuah kotak pengumpulan koin untuk presiden. Kotak tersebut ditempatkan ketika Komisi Hukum DPR Rapat dengan Kapolri dua hari yang lalu.
Kotak tersebut berisikan uang receh mulai dari Rp500 hingga Rp1.000. Selesai rapat, Kotak tersebut telah dipindahkan dari depan ruang rapat Komisi Hukum tersebut.
Dalam akun tersebut, dipampang poster ajakan kepada para twitter untuk mengumpulkan koin demi kenaikan gaji Presiden. Hingga kini tak diketahui secara pasti siapa pemilik di dunia maya tersebut.
Sindiran serupa merebak di kalangan politisi DPR. Di depan Ruang Rapat Komisi Hukum terlihat sebuah kotak pengumpulan koin untuk presiden. Kotak tersebut ditempatkan ketika Komisi Hukum DPR Rapat dengan Kapolri dua hari yang lalu.
Kotak tersebut berisikan uang receh mulai dari Rp500 hingga Rp1.000. Selesai rapat, Kotak tersebut telah dipindahkan dari depan ruang rapat Komisi Hukum tersebut.
Menurut politisi Golkar, Bambang Susatyo, gerakan koin untuk Presiden adalah bentuk kepedulian masyarakat terhadap SBY. Tapi tidak demikian dengan Sutan Batoegana. Politisi Partai Demokrat ini menilainya sebagai penghinaan terhadap Kepala Negara.
Sementara pengamat Ichsanudin Noersyi beranggapan SBY dan pendukung politiknya tak perlu menanggapi serius gerakan koin untuk Presiden. "Pemimpin yang besar yang menjungjung tinggi HAM harusnya menganggap itu [gerakan koin untuk Presiden] hal biasa," ucap Noosyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar