Sabtu, 29 Januari 2011

Tenang dan Damai ….


OPINI | 30 January 2011 | 00:47 Nihil

Pagi seolah-olah hari yang di nanti yang berasal dari dalam pikiran alam bawah sadar manusia, tanpa harus di komando. Menikmati sinar matahari, embun di atas daun palm, burung yang berkicau, dan menikmati udara segar. Semua itulah yang akan tergambar di dalam alam pikiran manusia ketika membaca atau menyebut kata pagi.
Bagaimana kalau manusia membaca atau menyebut kata malam?
Gelap, bintang, bulan, awan kelam, hitam, pekat, sepi, sunyi, dan kesendirian. Semua itu seolah-olah sudah terprogram di dalam alam bawah sadar manusia. Dan hal ini juga berpengaruh dalam hal menciptakan sebuah puisi atau sajak oleh seorang pujangga. Mereka memanfaatkan setiap kode-kode yang berada didalam sebuah kata atau bahasa untuk “memberi umpan balik” terhadap apa yang di pikirkannya, sehingga akan terjadi sebuah ledakan berantai yang di sebut “imajinasi”.
Tapi pertanyaannya jika kata itu adalah “tengah malam” apa yang akan di pikirkan oleh alam bawah sadar kita?
Seseorang yang secara berlebihan menggunakan pikiran “irasionalnya”, pasti hal-hal yang tergambar ketika membaca atau menyebut kata “tengah malam” adalah; seram, hantu, Jumat Kliwon, setan, kuburan, kegaiban, dukun, dan mistis.
Jadi, apa yang dipikirkan oleh orang-orang yang selalu berpikiran “rasional” ketika dia membaca/ mendengar/ menyebut kata “tengah malam”?
“Tenang dan damai.”
Kata dan kalimat itulah yang akan tergambar di dalam alam bawah sadar mereka. Dan oleh karena itu Tuhan selalu menganjurkan untuk “berdoa dan sembahyang” kepada seluruh umatNya di muka bumi ini pada saat tengah malam. Kenapa? Karena didalam pikiran yang “rasional” itu akan terbentuk sebuah “keyakinan kuat” terhadap Tuhan ketika tengah malam yang tenang dan damai, akan pula terbentuk sebuah kedekatan “yang intim” antara manusia dan Tuhannya.
Tenang dan damai.
Salam …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar