Kamis, 17 Maret 2011

Paket Bom Jangan Dianggap Biasa-Biasa Saja


Jakarta: Presiden menginstruksikan kepada para penegak hukum dan aparat keamanan untuk tidak memberikan ruang bagi siapapun yang ingin merusak situasi keamanan negara. Pengiriman paket bom buku belakangan ini tidak boleh dianggap biasa-biasa saja.

"Saya menginstruksikan agar jajaran intelijen, BIN (Badan Intelijen Negara), jajaran kepolisian, jajaran TNI --utamanya komando teritorial TNI-- bekerja lebih keras untuk mengungkap pelaku kejahatan ini," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bagian lain pengantarnya saat membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Kamis (17/3) siang.

"Jangan berikan ruang apapun, kepada siapapun, yang akan merobek situasi keamanan yang sudah kita jaga, kita pulihkan dari keadaan sekian tahun yang lalu," Presiden menambahkan. Pengiriman paket bom yang meledak di daerah Utan Kayu, Jakarta Timur, dua hari lalu, menurut Presiden, tidak boleh dianggap biasa-biasa saja.

Kepala Negara menegaskan, tidak boleh ada toleransi dalam kasus serangkaian teror paket bom ini. "Jangan menganggap ini biasa-biasa saja, lakukan segala sesuatunya untuk melindungi masyarakat kita, siapapun mereka itu, warga negara Indonesia, saudara-saudara kita," kata SBY. Pemerintah, lanjut SBY, tidak boleh tidak mengantisipasi dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan intelijen.

"Barangkali kelompok yang selama ini melakukan kegiatan-kegiatan teror mengubah taktiknya, mengubah tekniknya. Kita tidak boleh kalah, tidak boleh kehilangan inisiatif, dan pastikan kita menjalan tugas dengan sebaik-baiknya, profesional, antisipatif, dan terus menerus dilakukan," Presiden menandaskan. 

Presiden mengingatkan, tidak ada yang lebih penting bagi rakyat daripada rasa aman. Oleh karena itu, Presiden meminta semua pihak bekerja keras untuk mengungkap kasus ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar