Kamis, 17 Maret 2011

Presiden SBY Hadiri Sosialisasi Zakat Nasional


Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono, Kamis (17/3) pukul 19.30 WIB, menghadiri acara Sosialisasi Zakat Nasional di Istana Negara.

Dalam laporannya, Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional Didin Hafidhuddin mengatakan bahwa zakat jika dikelola dengan baik dan disalurkan tepat sasaran dapat membantu pemerintah dalam upaya mensejahterakan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. 

Didin melaporkan bahwa terdapat peningkatan kesadaran masyarakat untuk berzakat. "Jumlah keseluruhan zakat tahun 2010 sebesar 1,5 triliun, meningkat 25 persen dari tahun 2009 sebesar 1,2 triliun," ujar Didin. Zakat ini, lanjut Didin, telah disalurkan untuk kepentingan para mustahiq guna memenuhi kebutuhan, baik itu pendidikan dan kesehatan.

Adapun keseluruhan jumlah mustahiq yang ada di Indonesia dan dikelola Baznas mencapai 2,8 juta orang. Menurut Didin, dalam 100 rumah tangga mustahiq, terdapat 17 keluarga yang bisa keluar dari kemiskinan dan mampu berzakat. "Inilah tujuan Baznas, yaitu menjadikan mustahiq menjadi muzaqqi," jelasnya. Didin juga menambahkan bahwa pada 27 januari 2011 lalu, Baznas kembali mendapat sertifikat ISO 9001/2008 untuk kedua kalinya.

Sementara itu, dalam sambutannya Presiden SBY mengatakan kinerja Baznas terpantau makin baik dan berhasil, meskipun masih panjang jalan yang harus dilalui. Menurut Presiden, kita semua mempunyai tanggung jawab moral untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

"Islam memiliki banyak makna dan hakiki yaitu keberpihakan kepada kaum dhuafa, kaum fakir dan miskin," ujar SBY. "Negara dan pemerintah juga memiliki tanggung jawab moral dan konstitusional untuk meningkatkan kesejahtaraan rakyatnya," SBY menegaskan.

Kepala Negara menambahkan bahwa tugas untuk mengurangi kemiskinan adalah tugas penting yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya dan penuh sinergi. "Saya menangkap bahwa Baznas sungguh ingin dari masa ke masa mengurangi kemiskinan yang ada," kata SBY.

Presiden menjelaskan bahwa kemiskinan tidak hanya dilihat dari penghasilan semata. Orang miskin adalah mereka yang tidak memiliki kepastian dalam hidupnya. Orang yang miskin adalah mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, tidak bisa berobat tidak punya uang berobat, juga mereka yang tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya karena tidak mampu, tidak memiliki tempat tinggal atau punya tapi tidak layak.

"Untuk mengurangi kemiskinan, makin kedepan harus makin signifikan dengan tindakan nyata bukan hanya kata-kata dan retorika," Presiden menandaskan.

Pada kesempatan ini, Presiden juga menyaksikan ditandatanganinya nota kesepahaman tentang Penghimpunan Dana Zakat dan Corporate Social Responsibility Badan Usaha Milik Negara antara Ketum Baznas dengan 6 direktur utama BUMN, yaitu Dirut Pertamina senilai 2 miliar rupiah, Dirut Perusahaan Gas Negara senilai 3 miliar rupiah untuk pembangunan rumah sehat dan operasional, Dirut BRI senilai 500 juta rupiah, Dirut Bank Mandiri senilai 500 juta rupiah, Dirut BTN senilai 200 juta rupiah, dan Dirut Jamsostek senilai 75 juta rupiah.

Selain penandatanganan nota kesepahaman, digelar pula penyerahan Zakat Award oleh Menag Suryadharma Ali kepada 6 orang perwakilan penerima. Penerima penghargaan antara lain, juara umum Zakat Award 2011 kepada Badan Amil Zakat (BAZ) Daerah Provinsi Jawa Barat Muh. Suryani Ichsan. Kedua, Kategori Kelembagaan Badan Amil Zakat tingkat Provinsi dan Kategori Inovasi Penghimpun Badan Amil Zakat tingkat Provinsi kepada BAZ Provinsi Jawa Barat, Asep Saipuddin Abdullah.

Terlihat hadir dalam sosialisasi ini antara lain Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hassan, Mentan Suswono, Menteri PDT Ahmad Helmy Faizal Zaini, Mendiknas M. Nuh, Mensos Salim Segaf Al-jufri, Ketua DPD Irman Gusman, dan Seskab Dipo Alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar