Kamis, 24 Maret 2011 01:05 WIB
JAKARTA--MICOM: Kepolisian mulai merasa terganggu oleh peneror bom iseng. Peneror bom iseng ini akan turut ditangkap oleh kepolisian.
Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Komisaris Jenderal Ito Sumardi menegaskan Polri akan memburu juga para pelaku teror paket yang iseng menyusul maraknya laporan masyarakat atas kecurigaan bom dalam bentuk kiriman paket. Teror bom iseng terus berlanjut pasca sebuah bom paket ditujukan kepada tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdala. Namun dari seluruh rangkaian paket teror bom tersebut hanya 5 paket yang dinyatakan sebagai bom.
"Sekarang paket bom ini sudah diikuti oleh orang yang iseng. Orang-orang yang iseng ini akan kita kejar sampai dapat," ujarnya seusai memberikan pidato pada seminar di Jakarta International Defence Dialog (JIDD), di Jakarta, Rabu (23/3).
Ia menganggap kiriman bom paket iseng merupakan teror karena menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Menurutnya kepolisian perlu memberikan penindakan tegas agar tidak terus menyebar luas. Salah satunya adalah penangkapan. "Ini membuat masyarakat menjadi paranoid. Harapan kami partisipasi masyarakat juga penting, tolong berikan informasi secepat mungkin agar kita bisa cepat ambil langkah-langkah," tuturnya.
Kepolisian kini terus menelusuri pelaku teror bom paket. Diakuinya polisi masih dalam tahap penyelidikan.
Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Brigjen Pol Tito Karnavian menduga teror bom kini mengubah pola penyerangan. Mereka memilih untuk membidik target secara personal. Penyerangan ini dilakukan dengan bom berkekuatan low explosive.
Serangan ini dilakukan karena pelaku teror tidak ingin jatuhnya korban yang tidak berkaitan dengan target mereka. "Kalau menggunakan bom besar korbannya tidak bisa diperkirakan, bisa kena yang lain. Apakah benar-benar target yang dimaksud? Kadang-kadang masyarakat umum, termasuk warga muslim," jelasnya
Peralihan pola ini juga didorong karena ahli perakit bom high explosive sudah tak ada lagi. Teroris sudah tidak memiliki anggota seperti Dr Azahari yang memiliki kemampuan ini. (AO/OL-2)
Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Komisaris Jenderal Ito Sumardi menegaskan Polri akan memburu juga para pelaku teror paket yang iseng menyusul maraknya laporan masyarakat atas kecurigaan bom dalam bentuk kiriman paket. Teror bom iseng terus berlanjut pasca sebuah bom paket ditujukan kepada tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdala. Namun dari seluruh rangkaian paket teror bom tersebut hanya 5 paket yang dinyatakan sebagai bom.
"Sekarang paket bom ini sudah diikuti oleh orang yang iseng. Orang-orang yang iseng ini akan kita kejar sampai dapat," ujarnya seusai memberikan pidato pada seminar di Jakarta International Defence Dialog (JIDD), di Jakarta, Rabu (23/3).
Ia menganggap kiriman bom paket iseng merupakan teror karena menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Menurutnya kepolisian perlu memberikan penindakan tegas agar tidak terus menyebar luas. Salah satunya adalah penangkapan. "Ini membuat masyarakat menjadi paranoid. Harapan kami partisipasi masyarakat juga penting, tolong berikan informasi secepat mungkin agar kita bisa cepat ambil langkah-langkah," tuturnya.
Kepolisian kini terus menelusuri pelaku teror bom paket. Diakuinya polisi masih dalam tahap penyelidikan.
Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Brigjen Pol Tito Karnavian menduga teror bom kini mengubah pola penyerangan. Mereka memilih untuk membidik target secara personal. Penyerangan ini dilakukan dengan bom berkekuatan low explosive.
Serangan ini dilakukan karena pelaku teror tidak ingin jatuhnya korban yang tidak berkaitan dengan target mereka. "Kalau menggunakan bom besar korbannya tidak bisa diperkirakan, bisa kena yang lain. Apakah benar-benar target yang dimaksud? Kadang-kadang masyarakat umum, termasuk warga muslim," jelasnya
Peralihan pola ini juga didorong karena ahli perakit bom high explosive sudah tak ada lagi. Teroris sudah tidak memiliki anggota seperti Dr Azahari yang memiliki kemampuan ini. (AO/OL-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar