Komario Bahar - detikhot
Poppy Dharsono (Komario/detikhot)
Poppy didampingi pengacaranya Andi F. Simangunsong dan sejumlah kerabat. Ia membantah tudingan kalau dirinya ingin menguasai harta Moerdiono.
Berikut klarifikasi Poppy saat menggelar jumpa pers di Bondies Cafe, Jalan Ampera, Jakarta Selatan, Minggu (20/3/2011).
Mengenai berita yang beredar, bagi saya bukan masalah siapa yang dirugikan dan diuntungkan, tetapi berita itu sudah menyebutkan dan yang tidak benar, maka saya perlu mengklarifikasi. Saya perlu bertanggungjawab atas diri saya sendiri, tidak ada orang lain yang memiliki hak siapa diri saya, karena sayalah yang mengetahui saya. Baik buruk adalah tanggung jawab dirinya sendiri bukan orang lain. Saya selalu percaya pada karma.
Pertama tentang usaha atau bisnis yang saya rintis adalah merupakan usaha saya pribadi, apapun tidak pernah terkait dengan pak Moerdiono. Semua investasi yang di perusahaan saya tidak ada hubungannya dengan pak Moerdiono.
Sangat tidak mendasar kalau sampai remeh-temeh butiknya masih disupport, itu adalah penghinaan luar biasa yang saya alami. Apalagi dikatakan saya ingin menguasai harta pak Moer, itu tidak benar!
Soal hubungan Anda yang dikaitkan dengan alasan Moerdiono mengajukan gugatan cerai pada Maryati?
Kalau saya dikaitkan, saya dihubung-hubungkan dengan proses perceraian dengan Maryati, itu urusan pak Moer dengan bu Maryati sendiri, bukan urusan saya. Anak-anak beliau itu juga bukan urusan saya, saya sangat keberatan jika masalah yang ada dengan diri mereka dikaitkan dengan diri saya, saya sangat menghargai hak dan keputusan sesorang atas dirinya sendiri.
Anda yang merawat Moerdiono ketika beliau sakit?
Pada saat pak Moer sakit dan butuh perawatan, memang saya di dekat beliau, dengan risiko yang saya hadapi dan tidak perlu saya jelaskan panjang lebar. Saya hanya mengucapkan terimakasih pada Tuhan, alhamdullilah sekarang pak Moer daalm kondisi sehat. Saya tidak pernah melarang anak-anak pak Moer untuk melarang bertemu dengan ayah mereka.
Yang pasti di rumah sakit ada aturannya, apalagi sakit beliau bukan main-main. Tapi dengan segala risiko yang kita ambil, saya bawa ke Singapura, karena tidak ada siapa-siapa lagi, putra dan putrinya. Saya mengurus pak Moer bukan hanya tahun kemarin saja, waktu 2004 dan 2006, operasi usus buntu dan jantung itu saya sendirian. Saya sempat katakan kalau saya selesai merawat pak Moer, tak ada putra-putranya mengucapkan terimakasih kepada saya. 2009 operasi tulang belakang, semua saya sendiri.
Jadi, bagaimana sebenarnya status Anda dengan Moerdiono?
Kami bersahabat lama, dari tahun 1989, perkenalan kami tahun '87. Saya mulai di KADIN, saya menulis surat dan beliau yang pertama kali telepon. Kita sering bicara politik, sosial dan lain-lain. Tahun 1998, saya diantara keluarga saya kami berijab qabul, itu pada tanggal 14 Oktober 1998, ada ibu saya, ayah saya, pak Moer, sehingga dalam rumah tangga saya itu tidak menjadi terhormat karena pak Moer datang dan pergi.
Artinya Anda suami istri?
Saya sebaga perempuan modern, ijab qabul untuk kepentingan keluarga, yang penting sah di dalam agama Islam, sehingga kami tidak dianggap untuk hal-hal yang baik.
Pernah minta pak Moer untuk gugat cerai istrinya?
Sepanjang ijab qabul sampai tahun lalu, saya kira itu haknya pak Moer, itu bukan urusan saya. Bagi kita seorang sahabat sejati saya ada di situ ketika beliau sakit. Yang paling saya inginkan adalah merawat jenazahnya pak Moer, karena itu adalah kehormatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar