Itu seperti konsep "ayam dan telur", kata seorang ahli makanan yang merujuk kepada satu studi Australia yang mendapati orang yang kegemukan lebih mungkin untuk melaporkan masalah kesehatan mental.
Para peneliti mengumpulkan data mengenai kesehatan mental dan fisik lebih dari 1.200 relawan yang berada di Queensland.
Peserta dengan tubuh sangat gemuk dan usia lebih tua --mereka yang berusia 45 sampai 54 tahun-- didapati lebih mungkin untuk melaporkan gangguan emosi telah mempengaruhi pekerjaan mereka atau kegiatan sosial mereka dibandingkan dengan rekan sebaya mereka yang sehat dan bertubuh gemuk.
Mereka juga menghadapi kemungkinan yang lebih kecil untuk merasa tenang dan damai dalam waktu satu bulan sebelum studi tersebut, kendati tidak jelas apakah kegemukan adalah penyebab dan akibat dari gangguan kesehatan mental mereka.
"Itu adalah salah satu masalah mana yang lebih dulu `ayam atau telur`," kata jurubicara Dietians Association of Australia (DAA) Lisa Renn mengatakan mengomentari penelitian tersebut, sebagaimana dilaporkan AAP.
"... Jika seseorang kegemukan, ia akan menghadapi masalah dengan kesehatan fisik mereka, dan kesehatan fisik yang buruk dapat mengarah kepada masalah percaya diri serta citra tubuh dan itu meningkatkan kecemasan serta depresi," kata Lisa Renn.
"Sisi lainnya ialah orang yang menderita kecemasan dan depresi menghadapi penurunan kemungkinan untuk memusatkan perhatian pada kesehatan mereka, pola makan yang sehat serta olah raga," katanya."Di dalam contoh tersebut, (masalah) kesehatan mental datang lebih dulu," kata Lisa Renn.
Nona Renn mengatakan banyak orang yang kegemukan juga dapat mengalami satu "lingkaran", tempat kegemukan mereka mengakibatkan kecemasan lebih banyak yang, pada gilirannya, memicu gaya hidup yang kian tak sehat.
Penelitian itu dilaksanakan oleh Institute for Health and Social Science Research di kampus Central Queensland University, Rockhampton.
Hasil penelitian tersebut disiarkan di Australian Health Review pada penghujung tahun lalu dan menjadi perhatian DAA sebagai bagian dari gagasan Australian Health Weight Week-nya (23-30 Januari).
Data dara Newspoll, yang dipimpin DAA, juga disiarkan pada Ahad (23/1), dan memperlihatkan 12,3 persen responden Australia tampaknya mengunjungi ahli gizi yang buka praktek dan memiliki akreditasi kalau mereka ingin menurunkan berat badan.
Sementara itu, sebanyak 16,1 persen orang yang ditanyai menyatakan mereka akan mengambil saran makanan dari buku atau majalah.
Majalah adalah sumber informasi kesehatan yang "sangat membingungkan", kata Lisa Renn. Sebabnya ialah berbagai cerita yang menawarkan saran gizi yang bagus dapat muncul berdampingan dengan iklan buat produk merampingkan tubuh dan gaya makanan selebritis, atau ancaman yang ditimbulkan oleh kalori."Orang menghadapi makanan yang menggoda di sini serta saran makanan, dan kami tahu sebagian orang memandang iklan makanan dan tergoda untuk makan," kata Nona Renn.
"Jadi majalah dapat menjadi sumber informasi yang sangat membingungkan, dan godaan," katanya.Menurut perkiraan, 61 persen orang dewasa Australia, dan 25 persen anak-anak kelebihan berat atau kegemukan.
Para peneliti mengumpulkan data mengenai kesehatan mental dan fisik lebih dari 1.200 relawan yang berada di Queensland.
Peserta dengan tubuh sangat gemuk dan usia lebih tua --mereka yang berusia 45 sampai 54 tahun-- didapati lebih mungkin untuk melaporkan gangguan emosi telah mempengaruhi pekerjaan mereka atau kegiatan sosial mereka dibandingkan dengan rekan sebaya mereka yang sehat dan bertubuh gemuk.
Mereka juga menghadapi kemungkinan yang lebih kecil untuk merasa tenang dan damai dalam waktu satu bulan sebelum studi tersebut, kendati tidak jelas apakah kegemukan adalah penyebab dan akibat dari gangguan kesehatan mental mereka.
"Itu adalah salah satu masalah mana yang lebih dulu `ayam atau telur`," kata jurubicara Dietians Association of Australia (DAA) Lisa Renn mengatakan mengomentari penelitian tersebut, sebagaimana dilaporkan AAP.
"... Jika seseorang kegemukan, ia akan menghadapi masalah dengan kesehatan fisik mereka, dan kesehatan fisik yang buruk dapat mengarah kepada masalah percaya diri serta citra tubuh dan itu meningkatkan kecemasan serta depresi," kata Lisa Renn.
"Sisi lainnya ialah orang yang menderita kecemasan dan depresi menghadapi penurunan kemungkinan untuk memusatkan perhatian pada kesehatan mereka, pola makan yang sehat serta olah raga," katanya."Di dalam contoh tersebut, (masalah) kesehatan mental datang lebih dulu," kata Lisa Renn.
Nona Renn mengatakan banyak orang yang kegemukan juga dapat mengalami satu "lingkaran", tempat kegemukan mereka mengakibatkan kecemasan lebih banyak yang, pada gilirannya, memicu gaya hidup yang kian tak sehat.
Penelitian itu dilaksanakan oleh Institute for Health and Social Science Research di kampus Central Queensland University, Rockhampton.
Hasil penelitian tersebut disiarkan di Australian Health Review pada penghujung tahun lalu dan menjadi perhatian DAA sebagai bagian dari gagasan Australian Health Weight Week-nya (23-30 Januari).
Data dara Newspoll, yang dipimpin DAA, juga disiarkan pada Ahad (23/1), dan memperlihatkan 12,3 persen responden Australia tampaknya mengunjungi ahli gizi yang buka praktek dan memiliki akreditasi kalau mereka ingin menurunkan berat badan.
Sementara itu, sebanyak 16,1 persen orang yang ditanyai menyatakan mereka akan mengambil saran makanan dari buku atau majalah.
Majalah adalah sumber informasi kesehatan yang "sangat membingungkan", kata Lisa Renn. Sebabnya ialah berbagai cerita yang menawarkan saran gizi yang bagus dapat muncul berdampingan dengan iklan buat produk merampingkan tubuh dan gaya makanan selebritis, atau ancaman yang ditimbulkan oleh kalori."Orang menghadapi makanan yang menggoda di sini serta saran makanan, dan kami tahu sebagian orang memandang iklan makanan dan tergoda untuk makan," kata Nona Renn.
"Jadi majalah dapat menjadi sumber informasi yang sangat membingungkan, dan godaan," katanya.Menurut perkiraan, 61 persen orang dewasa Australia, dan 25 persen anak-anak kelebihan berat atau kegemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar