Minggu, 30 Januari 2011

Jalan Penghubung Riau-Sumbar Longsor


Minggu, 30 Januari 2011 12:23 WIB

ilustrasi
Pekanbaru
Jalan lintas antarprovinsi Riau-Sumatera Barat mengalami longsor di dua titik di Kabupaten Kampar, Riau, dan mengakibatkan arus lalu lintas terganggu. "Longsor kemungkinan besar terjadi akibat cuaca buruk dan kondisi kontur tanah juga tak stabil," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Kabupaten Kampar, Azmi, di Pekanbaru, Minggu (30/1).

Ia menjelaskan, terdapat dua titik longsor di jalan nasional tersebut, antara lain di kilometer (KM) 76-77 Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar dan KM 55 Desa Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar. Tidak ada korban akibat jiwa longsor tersebut. "Arus lalu lintas menjadi terganggu dan menyebabkan antrean kendaraan yang cukup panjang karena longsor nyaris menghabiskan satu ruas jalan," ujarnya.

Longsor cukup parah terjadi di jalan yang berada di Desa Batu Belah karena ruas jalan tertutup longsor dari tebing batu yang ada di atasnya. Sedangkan, longsor di KM 55 mengakibatkan jalan dua arah tersebut hanya bisa dilalui sebagian karena jalan dan turap penyangganya amblas sekira lima meter ke jurang menuju Sungai Kampar.

Meski begitu, lanjutnya, kondisi tersebut belum membuat jalan tersebut tertutup total. Menurut Azwir, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PU Provinsi Riau untuk melakukan perbaikan secepatnya karena biaya perbaikan menggunakan dana APBN.

Kepala Kepolisian Resor Kampar AKBP MZ Muttaqien mengatakan, kondisi jalan dinilai masih kondusif untuk dilalui, namun diharapkan pengguna jalan ekstra hati-hati saat melalui dua titik longsor itu. Selain itu, ia juga mengimbau para pengendara mengurangi kecepatan dan mematuhi marka jalan yang berada di lokasi longsor tersebut. "Kami meletakan kerucut lalu lintas di lokasi longsor dan menerapkan sistem buka tutup sehingga kendaraan dari dua arus bisa lewat secara bergantian," katanya.

Jalan lintas Riau-Sumbar via Kabupaten Kampar merupakan daerah rawan longsor karena kondisi tanah yang labil dan banyak mata air mengalir di tebing batu. Selain itu, maraknya penambangan batu ilegal di sepanjang jalan juga kerap menimbulkan longsor.

Longsor di jalan tersebut paling parah terjadi pada Oktober 2008 yang mengakibatkan pemerintah terpaksa menutup jalan nasional itu sekitar sebulan untuk melakukan perbaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar