Indonesia terancam inflasi pangan menyusul terjadinya gejolak harga bahan makananan di dunia pada 2010. Lantaran itu, kebijakan impor pangan telah tepat. Namun, kebijakan itu hanya untuk jangka pendek.
"Impor buat sementara untuk turunkan harga terlebih dahulu. Kalau harga lokal lebih mahal, impor bantu turunkan harga. Kalau harga lokal sama mahal, solusi yang paling tepat Raskin (Beras miskin) yang lebih baik daripada BLT (Bantuan Langsung Tunai)," kata Pengamat Ekonomi Fauzi Ikhsan di Jakarta, Ahad (6/2).
Menurutnya, inflasi tak hanya terjadi pada beras. Kenaikan harga akibat merosotnya nilai uang pun melanda kopi hingga 80 persen, gula mencapai 37 persen, dan jagung terkena inflasi 32 persen.
Untuk jangka panjang, Fauzi menyarankan pemerintah meningkatkan produksi pangan dan menurunkan konsumsi beras. Ia beropini, ketergantungan terhadap beras perlu dikurangi. Salah satu caranya dengan lebih memanfaatkan jagung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar