Minggu, 6 Februari 2011 16:22 WIB
Pandeglang
Tiga jamaah Ahmadiyah tewas dalam bentrokan dengan warga di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten Selatan, Minggu (6/2). Korban diketahui adalah jamaah Ahmadiyah yang berasal dari Jakarta dan kini disemayamkan di Rs Malingping.
Menurut kepolisian setempat, bentrokan berawal saat sekelompok anggota Ahmadiyah asal Jakarta memaksa masuk ke rumah jamaah Ahmadiyah di Cikeusik. Mereka bahkan menantang akan mempertahankan rumah yang juga dipakai sebagai tempat ibadah itu. Padahal saat itu, warga setempat memprotes keberadaan Ahmadiyah di Cikeusik.
Sikap jamaah Ahmadiyah yang juga berbekal senjata tajam ini kontan memancing kemarahan warga. Bentrokan berdarah pun tak terhindarkan. Tiga anggota Ahmadiyah tewas dalam kejadian ini. Dua orang dilaporkan luka berat dan lima lainnya luka ringan, sementara empat jamaah Ahmadiyah lainnya melarikan diri.
Saat ini, lokasi bentrokan masih dijaga ketat polisi. Warga yang semula berkumpul di sekitar lokasi berangsur-angsur membubarkan diri. Sementara Pengurus Besar Jemaah Ahmadiyah Indonesia hingga saat ini belum menerima informasi detail mengenai kronologi bentrokan di Cikeusik.
Berbagai aksi kekerasan terhadap Jemaah Ahmadiyah bermunculan usai Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah telah menyimpang dari akidah dan menimbulkan keresahan, perpecahan, dan berbahaya bagi ketertiban dan keamanan negara.
Menurut MUI, Ahmadiyah menganut paham bahwa Nabi Muhammad bukanlah nabi yang terakhir dan menganggap Ghulam Mirza Ahmad sebagai nabi. Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa itu dalam Musyawarah Nasional II tanggal 26 Mei - 1 Juni 1980 di Jakarta.
Akhir tahun lalu, sekelompok massa ingin membakar gedung panti asuhan milik jamaah Ahmadiyah, Hasanah Kautsar, yang berada di Cicariang, Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejumlah anak tersandera di dalamnya. Upaya pembakaran masjid Ahmadiyah juga pernah terjadi pertengahan tahun lalu.
Tiga jamaah Ahmadiyah tewas dalam bentrokan dengan warga di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten Selatan, Minggu (6/2). Korban diketahui adalah jamaah Ahmadiyah yang berasal dari Jakarta dan kini disemayamkan di Rs Malingping.
Menurut kepolisian setempat, bentrokan berawal saat sekelompok anggota Ahmadiyah asal Jakarta memaksa masuk ke rumah jamaah Ahmadiyah di Cikeusik. Mereka bahkan menantang akan mempertahankan rumah yang juga dipakai sebagai tempat ibadah itu. Padahal saat itu, warga setempat memprotes keberadaan Ahmadiyah di Cikeusik.
Sikap jamaah Ahmadiyah yang juga berbekal senjata tajam ini kontan memancing kemarahan warga. Bentrokan berdarah pun tak terhindarkan. Tiga anggota Ahmadiyah tewas dalam kejadian ini. Dua orang dilaporkan luka berat dan lima lainnya luka ringan, sementara empat jamaah Ahmadiyah lainnya melarikan diri.
Saat ini, lokasi bentrokan masih dijaga ketat polisi. Warga yang semula berkumpul di sekitar lokasi berangsur-angsur membubarkan diri. Sementara Pengurus Besar Jemaah Ahmadiyah Indonesia hingga saat ini belum menerima informasi detail mengenai kronologi bentrokan di Cikeusik.
Berbagai aksi kekerasan terhadap Jemaah Ahmadiyah bermunculan usai Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah telah menyimpang dari akidah dan menimbulkan keresahan, perpecahan, dan berbahaya bagi ketertiban dan keamanan negara.
Menurut MUI, Ahmadiyah menganut paham bahwa Nabi Muhammad bukanlah nabi yang terakhir dan menganggap Ghulam Mirza Ahmad sebagai nabi. Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa itu dalam Musyawarah Nasional II tanggal 26 Mei - 1 Juni 1980 di Jakarta.
Akhir tahun lalu, sekelompok massa ingin membakar gedung panti asuhan milik jamaah Ahmadiyah, Hasanah Kautsar, yang berada di Cicariang, Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejumlah anak tersandera di dalamnya. Upaya pembakaran masjid Ahmadiyah juga pernah terjadi pertengahan tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar